![]() |
Meditasi dalam dunia wellness atau praktik spiritualitas modern—seperti pola hidup mindfulness—memang biasanya dilakukan menggunakan musik atau melodi tanpa lirik, dan dengan atau tanpa seorang pembimbing.
Di era sekarang marak dikenal meditasi mindfulness sebagai praktik yang melibatkan pemusatan perhatian pada momen saat ini, tanpa menghakimi atau menganalisis, untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih besar terhadap pikiran, perasaan, dan sensasi tubuh. Ini adalah cara melatih pikiran untuk mengurangi kecenderungan terjebak di masa lalu atau masa depan.
Menurut National Health Interview Survey dalam publikasi berjudul Meditation and Mindfulness: Effectiveness and Safety, jumlah orang dewasa di Amerika Serikat yang melakukan meditasi meningkat dua kali lipat antara tahun 2002 dan 2022, yakni dari 7,5 menjadi 17,3 persen. Sementara itu, survei serupa pada tahun 2012 di Amerika Serikat, ada 1,9 persen dari 34.525 orang dewasa melakukan meditasi mindfulness secara eksklusif.
Sebanyak 73 persen responden melaporkan bahwa mereka bermeditasi untuk kesehatan secara menyeluruh dan mencegah penyakit. Kebanyakan dari mereka juga mengaku bermeditasi untuk relaksasi dan mengurangi stres. Lebih dari setengahnya juga punya keinginan untuk mendapatkan kualitas tidur lebih baik setelah bermeditasi.
Apa Itu Meditasi dan Bedanya dengan Berdoa?
![]() |
Ilustrasi. (Foto: Unsplash) |
Dalam jurnal Meditation: Process and Effects, praktik meditasi berawal dari zaman Weda di India dan dijelaskan dalam teks-teks Weda. Meditasi adalah salah satu metode yang digunakan dalam Ayurveda (Ilmu Kehidupan), sistem perawatan kesehatan alami komprehensif yang berawal dari zaman Weda. Menurut ilmu Weda, tujuan meditasi adalah menghubungkan diri dengan batin manusia yang terdalam.
Sementara itu, Psychology Today menulis bahwa meditasi adalah latihan mental untuk melatih attention dan awareness. Tujuannya adalah untuk meredam reaksi atas pikiran dan perasaan negatif yang dapat mengganggu dan menyita perhatian dari waktu ke maktu.
Dalam artikel How Meditation Changes the Brain and Body dari The New York Times dijelaskan bahwa diperkirakan ada beberapa manfaat dari meditasi mindfulness: mengurangi stres dan risiko terhadap berbagai macam penyakit; meningkatkan well-being (kondisi di mana seseorang merasakan bahagia, puas, dan memiliki kualitas hidup yang baik); dan rewired brain atau proses pembentukan ulang jalur saraf di dalam otak. Hanya saja, dasar eksperimental yang mendukung klaim-klaim tersebut masih minim.
Meski demikian, The New York Times mengungkapkan sebuah studi yang dimuat di jurnal Biological Psychiatry pada Februari 2016 menunjukkan dengan lebih ilmiah bahwa meditasi mindfulness benar-benar bisa mengubah otak orang biasa dan mungkin bisa meningkatkan kesehatan mereka—tidak seperti plasebo.
Lantas, apa bedanya meditasi dan berdoa? Atau bagaimana kalau meditasi dilakukan sambil mendengar lagu rohani?
Merujuk pada penjelasan di atas, meditasi sebenarnya adalah praktik yang berfokus pada komunikasi dengan diri sendiri. Dalam keseharian, kita sering berharap orang-orang terdekat—seperti pasangan atau keluarga—bertanya soal kabar kita.
Ketika itu tidak terjadi, kita bisa merasa tidak diperhatikan. Melalui meditasi, kita sebenarnya bisa memenuhi kebutuhan tersebut: didengar. Kita belajar untuk hadir bagi diri sendiri—mendengarkan sensasi tubuh, pikiran, bahkan suara hati atau intuisi.
Sementara itu, berdoa atau merenungkan lagu rohani adalah bentuk komunikasi kita dengan Tuhan. Lewat lagu, kita bisa mengekspresikan rasa syukur, menyampaikan permohonan, atau meluapkan keluh kesah kita sebagai manusia kepada-Nya.
Sumber:
Meditation and Mindfulness: Effectiveness and Safety https://www.nccih.nih.gov/health/meditation-and-mindfulness-effectiveness-and-safety
Meditation: Process and Effects https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4895748/#:~:text=The%20practice%20of%20meditation%20originated,ancient%20Vedic%20times%20of%20India.
Meditation https://www.psychologytoday.com/us/basics/meditation?utm_source=chatgpt.com
How Meditation Changes the Brain and Body https://archive.nytimes.com/well.blogs.nytimes.com/2016/02/18/contemplation-therapy/
0 Comments